Jumat, 12 Juni 2015

CARA DETEKSI KOMPLIKASI PADA NIFAS DAN PENANGANANNYA


 
1.     PERDARAHAN PERVAGINAM
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :
a.       Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan dilantai.
b.      Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c.       Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

2.     INFEKSI MASA NIFAS
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinari, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperature atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise.
Sedangkan gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria. Infeksi alat genital. Ibu beresiko terjadi infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC kemungkinan yang terjadi.
a.       Penyebab infeksi : Bakteri endogen dan bakteri eksogen
b.      Faktor presdiposisi : Nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, rupture membrane, episiotomy, SC.
c.       Gejala klinis endometritis tampak pada hari ke 3 postpartum disertai dengan suhu yang mencapai 39°C dan takikardi, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
d.      Manajemen: Ibu harus di isolasi

3.     SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR



Wanita yang baru melahirkan sering menguluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Penanganan :
a.       Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan.
b.      Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon, lakukan, intubasi jika perlu dan beri oksigen 4-6 liter per menit.
c.       Jika pasien tidak sadar/koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukuran suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.

4.     PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTREMITAS
a.       Periksa adanya varises.
b.      Periksa kemerahan pada betis.
c.       Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki ada oedema.

5.     DEMAM, MUNTAH, RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg-Eden,1982).
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi dieresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.

6.     PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI MERAH, PANAS, DAN TERASA SAKIT
Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement. Kalau tidak disusui dengan adekuat, bisa terjadi terjadi mastitis. Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala :
a.       Bengkak, nyeri seluruh payudara/nyeri lokal.
b.      Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.
c.       Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol).
d.      Panas badan dan rasa sakit umum.
Penatalaksanaan :
a.       Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.
b.      Berilah kompres panas, bilas menggunakan Shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
c.       Ubahlah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (football position).
d.      Pakailah baju BH longgar.
e.       Istirahat yang cukup, dan makan-makanan yang bergizi
f.       Banyak minum sekitar 2 liter per hari
g.      Dengan cara-cara seperti diatas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara tersebut tidak ada perubahan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-10 hari dan analgetik.

7.     KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali.
Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan nafsu makan itu hilang.

8.     RASA SAKIT , MERAH, LUNAK, DAN PEMBENGKAKAN DI KAKI
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya.
Faktor Predisposisi:
a.       Obesitas
b.      Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c.       Riwayat sebelumnya mendukung
d.      Anastesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena
e.       Anemia maternal
f.       Hipotermi atau penyakit jantung
g.      Endometritis
h.      Varicostitis
Manifestasi :
a.       Timbul secara akut
b.      Timbul rasa nyeri akibat terbakar
c.       Nyeri tekan permukaan

9.     MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH SENDIRI BAYINYA DAN DIRINYA SENDIRI


Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post partpartum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab:
a.       Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.
b.      Rasa nyeri pada awal masa nifas
c.       Kelelahan akibat kurang tidur selam persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit.
d.      Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e.       Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

Referensi :
Heryani Reni, Amd.Keb, MKM, 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakarta : Trans Info Media (TIM).

0 komentar:

Posting Komentar