Konsumsi Buah Tiap Hari

Buah yang dikonsumsi tidak harus mahal, yang penting anda suka karena semua buah berkhasiat untuk tubuh dan kulit.

Manfaat Air Putih

Minumlah air putih minimal 8 gelas per hari untuk menjaga tubuh tetap fit dan tidak dehidrasi

Olahraga

Olahraga teratur setiap hari, tidak perlu berjam-jam, yang penting ada olahraga 10 menit pun tidak apa-apa, olahraga sangat baik karena menjaga kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh

Periksakan Kehamilan Anda

Periksakanlah kehamilan anda minimal 4x selama hamil ke tenaga kesehatan, karena janin yang ada dikandungan anda merupakan bibit generasi bangsa dimasa depan, sayangi dan jaga mereka sejak dari dalam kandungan

Sehat Di Masa Tua

Memiliki tubuh yang sehat merupakan kebahagiaan yang sangat istimewa di masa tua

Jumat, 12 Juni 2015

About Me

Assalamualaikum wr. wb...
Hai, nama saya Intan Tri Adhawati. Panggilannya Intan. Walaupun banyak panggilan aneh yang nggak masuk akal dan apalah-apalah, tapi tetep panggil Intan. Saya lahir di Jambi, tanggal 11 Mei 1995. Saya anak ke-3 dari 4 bersaudara. Hobi saya nyanyi, shopping and kuliner hehe..


Kata orang-orang, saya itu manja, cerewet, bawel, pecicilan, kadang suka agak lebay, terus ada yang bilang saya itu ngangenin, dan banyak lagi komentar dari orang-orang tentang saya. Saya sekarang masih berstatus mahasiswi. Saya kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi (STIKBA) Prodi DIII Kebidanan.
Dalam bidang akademik, saya mungkin tidak terlalu pintar. Ya mungkin ini karena saya agak salah jalur dari jurusan saya waktu sekolah dulu karena saya tamatan/alumni dari SMK N 2 KOTA JAMBI jurusan Multimedia dan itu jauh banget larinya ke jurusan Kebidanan yang saya ambil sekarang. Walaupun sulit ngejalaninya saya selalu berusaha untuk bisa mengikuti semua mata kuliah semaksimal mungkin. Hal yang selalu membangkitkan semangat saya untuk belajar nomor 1 adalah ORANGTUA saya. My parent are my life. kemudian My Boyfriends, He always gives me spirit and motivation, lalu teman-teman sekamar saya di asrama I Very Love My Little Family Azhiim (Resti, Mumun, Mala, Endang, Putri, Amel, Sumi, Rika). Dan teman-teman saya yang lainnya khususnya kelas A DIII Kebidanan STIKBA angkatan 2013. Saya berharap suatu hari nanti saya bisa menjadi bidan profesional dan bisa membantu orang lain terutama hal kesehatan khususnya Kesehatan Ibu dan Anak. Amin...
Kesehatan seseorang saat ini adalah harta yang paling berharga. Setiap orang tidak ada yang menginginkan sakit. Maka dari itu Sayangilah Dirimu, Jagalah Kesehatanmu. Tidak mungkin orang lain bisa menjamin kesehatan diri kita jikalau kitanya sendiri tidak mau merubah perilaku kesehatan hidup kita (Life style).


Oke deh mungkin sekian dari saya terimakasih udah mengunjungi Blog saya, semoga artikel-artikel yang saya buat bermanfaat,Jangan lupa, kritik dan saran (serta pujiannya kalau ada) ditunggu. Dan jangan lupa, join blog saya juga, terima kasih:) Mohon maaf apabila ada sesuatu yang menyinggung perasaan. Wassalamualaikum wr. wb

Perubahan Fisiologis Persalinan Kala I dan Kala II




Persalinan ialah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

 
Perubahan Fisiologis Kala I
Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada umumnya. Pada saat otot retraksi , ia tidak akan kembali ke ukuran semula tapi berubah ke ukuran yang lebih pendek secara progresif.
Dengan perubahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi, dan retraksi maka kavum uterus lama kelamaan menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan salah satu faktor  yang menyebabkan janin  turun ke pelviks.
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus melebar sampai ke bawah abdomen dengan dominasi tarikan ke arah fundus (fundal dominan). Kontraksi uterus berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus.

Serviks

Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran dengan berubah menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis dan membuka.
Gambaran prosesnya  adalah sebagai berikut :
1.      Penipisan serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan serviks. Seiring dengan bertambah efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tipis. Hal ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga seolah - olah serviks tertarik ke atas dan lama - kelamaan menjadi tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim (retraction ring) mengikuti arah tarikan ke atas sehingga seolah - olah batas ini letaknya bergeser ke atas.
Panjang serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari beberapa mm – 3 cm). Dengan dimulainya persalinan, panjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi sangat pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang sangat tipis ini deisebut dengan “menipis penuh”.
2.      Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah pembukaan. Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas secara terus - menerus saat uterus berkontraksi.
 
Dilatasi dan diameter serviks dapat diketahui melalui pemeriksaan intravagina.
Berdasarkan diameter pembukaan serviks, proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :
1.      Fase Laten
Berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai diameter 3 cm.
2.      Fase Aktif
Dibagi dalam 3 fase.
a.      Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini menjadi 4 cm.
b.      Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c.       Fase deselerasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm). Pembukaan lengkap berarti bibir serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter lubang serviks adalah 10 cm.

Fase di atas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Kala I selesai apabila pembukaan serviks telah lengkap. Pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum membuka. Namun pada multigravida, ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.
Lendir darah
Pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan membran dari daerah internal os dengan sedikit perdarahan dan menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau operculum. Terbebasnya lendir dari sumbatan ini menyebabkan terbentuknya tonjolan selaput ketuban yang teraba saat dilakukan pemeriksaan intravagina. Pengeluaran lendir dan darah ini disebut dengan sebagai “show” atau “bloody show” yang mengindikasikan telah dimulainya proses persalinan.
Ketuban

Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini (KPD).
Tekanan darah
1.      Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai peningkatan sistol rata-rata 15 - 20 mmHg dan diastole rata-rata 5 – 10 mmHg.
2.      Pada waktu-waktu tertentu di antara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan untuk melakukan cek tekanan darah selama interval kontraksi.
3.      Dengan mengubah posisi pasien dari telentang ke posisi miring kiri, perubahan tekanan darah selama persalinan dapat dihindari.
4.      Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
5.      Apabila pasien merasa sangat takut atau khawatir, pertimbangkan kemungkinan bahwa rasa takutnya menyebabkan peningkatan tekanan darah (bukan pre-eklampsi). Cek parameter lain untuk menyingkirkan kemungkinan pre-eklampsi. Berikan perawatan dan obat - obat penunjang yang dapat merelaksasi pasien sebelum menegakkan diagnosis akhir, jika pre-eklampsi tidak terbukti.

Metabolisme
1.      Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama diakibatkan oleh kecemasan dan aktivitas otot rangka.
2.      Peningkatan aktivitas metabolisme terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
Suhu tubuh
1.      Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan.
2.      Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 – 1° C dianggap normal, nilai tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan
3.      Peningkatan suhu tubuh sedikit adalah normal dalam persalinan, namun bila persalinan berlangsung lebih lama peningkatan suhu tubuh dapat mengindikasi dehidrasi, sehingga parameter lain harus di cek. Begitu pula pada kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu dapat mengindikasikan infeksi dan tidak dapat dianggap normal pada keadaan ini.
Detak jantung
1.      Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak  sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim di antara kontraksi
2.      Penurunan yang mencolok selama puncak kontaksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan terlentang.
3.      Frekuensi denyut nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan.
4.      Sedikit peningkatan denyut jantung dianggap normal, maka diperlukan pengecekan parameter lain untuk menyingkirkan kemungkinan proses infeksi.
Pernapasan
1.      Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal selama persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme. Meskipun sulit untuk memperoleh temuan yang akurat mengenai frekuensi pernapasan, karena sangat dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut, dan penggunaan teknik pernapasan.
2.      Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat menyebabkan alkalosis. Amati pernapasan pasien dan bantu ia mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi berkelanjutan, yang ditandai oleh rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing.
Perubahan renal (berkaitan dengan ginjal)
1.      Poliuri sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan karena peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerolus dan aliran plasma ginjal. Poliuri menjadi kurang jelas pada posisi telentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan.
2.      Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam) untuk mengetahui adanya distensi, juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selama periode pasca persalinan.
3.      Sedikit proteinuria (+1), umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah ibu bersalin. Lebih sering terjadi pada primipara, pasien yang mengalami anemia, atau yang persalinannya lama.
4.      Proteinuria yang nilainya +2 atau lebih adalah data yang abnormal. Hal ini mengindikasikan pre-eklampsi.
Gastrointestinal
1.      Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan di lambung tetap seperti biasa. Makanan yang dimakan selama periode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase laten persalinan cenderung akan tetap berada di dalam lambung selama persalinan.
2.      Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama masa transisi. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum ketika keinginan timbul guna mempertahankan energi dan hidrasi.
3.      Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang menandai akhir fase pertama persalinan. Pemberian obat-obatan oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respon terhadap salah satu kombinasi antara faktor-faktor seperti kontaksi uterus, nyeri, rasa takut, khawatir, obat atau komplikasi.
Hematologi
1.      Hemoglobin meningkat rata-rata 1.2 mg% selama persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca persalinan jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.
2.      Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang pasien tidak anemia. Tes darah yang menunjukkan kadar darah berada dalam batas normal membuat kita terkecoh sehingga mengabaikan resiko peningkatan resiko pada pasien anemia selama masa persalinan
3.      Selama persalinan, waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut. Perubahan ini menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan pada pasien normal.
4.      Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala I sebesar kurang lebih 5 ribu /ul hingga jumlah rata-rata 15 ribu/ul pada saat pembukaan lengkap, tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini. Peningkatan hitung sel darah putih tidak selalu mengindikasikan proses infeksi ketika jumlah ini dicapai. Apabila jumlahnya jauh di atas nilai ini, cek parameter lain untuk mengetahui adanya proses infeksi.
5.      Gula darah menurun selama proses persalinan yang lama dan sulit. Hal ini kemungkinan besar terjadi akibat peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka. Penggunaan uji laboratorium untuk menapis (menyaring) seorang pasien terhadap kemungkinan diabetes selama masa persalinan akan menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.


Perubahan Fisiologis Kala II
Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi > 40 detik, dan intensitas semakin lama semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot - otot dasar panggul yang secara refleks menimbulkan rasa ingin meneran. Pasien merasakan adanya tekanan pada rektum dan merasa seperti ingin BAB.
1.     Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi di dominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin secara alami.
2.     Serviks
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba dengan pembukaan 10 cm.
 3.     Pergeseran organ dasar panggul
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva saat ada his.
4.     Ekspulsi janin
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk di luar his. Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin dengan suboksiput di bawah simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan angota tubuh bayi. Pada primigravida, kala II berlangsung kira – kira satu setengah jam sedangkan pada multigravida setengah jam.
 
 5.     Tekanan darah
Tekanan darah darah meningkat lagi 15 – 25 mmHg selama kala II persalinan. Upaya meneran juga akan memengaruhi tekanan darah, dan meningkat  kemudian menurun kemudian akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata-rata normal peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10 mmHg.
 6.     Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II persalinan. Upaya meneran pasien menambah aktivitas otot-otot rangka sehingga meningkatkan metabolisme.
 7.     Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran. Secara keseluruhan frekuensi nadi meningkat selama kala II disertai takikardi yang nyata ketika mencapai puncak menjelang kelahiran bayi.
8.     Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera setelahnya peningkatan suhu normal adalah 0,5 - 1° C.
9.     Pernapasan
Pernapasan sama seperti pada kala I persalinan.
10.                        Perubahan gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung dan absorpsi yang hebat berlanjut sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada saat transisi akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa terus ada pada beberapa pasien. Bila terjadi muntah, normalnya hanya sesekali. Muntah yang konstan dan menetap selama persalinan merupakan hal yang abnormal dan mungkin merupakan indikasi dari komplikasi obstetrik, seperti ruptur uterus atau toksemia.
11.                        Perubahan ginjal
Perubahan pada organ ini sama seperti pada kala I persalinan.
12.                        Perubahan hematologi
Perubahan pada sistem hematologi sama dengan pada kala I persalinan.


Referensi buku :
Sulistyawati Ari, S.SiT,M.Kes dan Nugraheny Esti, S.SiT,M.Kes, 2010. “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin” Jakarta : Salemba Medika.

CARA DETEKSI KOMPLIKASI PADA NIFAS DAN PENANGANANNYA


 
1.     PERDARAHAN PERVAGINAM
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :
a.       Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan dilantai.
b.      Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c.       Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

2.     INFEKSI MASA NIFAS
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinari, payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperature atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise.
Sedangkan gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria. Infeksi alat genital. Ibu beresiko terjadi infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks, infeksi post SC kemungkinan yang terjadi.
a.       Penyebab infeksi : Bakteri endogen dan bakteri eksogen
b.      Faktor presdiposisi : Nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, rupture membrane, episiotomy, SC.
c.       Gejala klinis endometritis tampak pada hari ke 3 postpartum disertai dengan suhu yang mencapai 39°C dan takikardi, kadang juga terdapat uterus yang lembek.
d.      Manajemen: Ibu harus di isolasi

3.     SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR



Wanita yang baru melahirkan sering menguluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Penanganan :
a.       Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan.
b.      Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon, lakukan, intubasi jika perlu dan beri oksigen 4-6 liter per menit.
c.       Jika pasien tidak sadar/koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukuran suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.

4.     PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTREMITAS
a.       Periksa adanya varises.
b.      Periksa kemerahan pada betis.
c.       Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki ada oedema.

5.     DEMAM, MUNTAH, RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya (Svanborg-Eden,1982).
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematom dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi dieresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.

6.     PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI MERAH, PANAS, DAN TERASA SAKIT
Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement. Kalau tidak disusui dengan adekuat, bisa terjadi terjadi mastitis. Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala :
a.       Bengkak, nyeri seluruh payudara/nyeri lokal.
b.      Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal.
c.       Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol).
d.      Panas badan dan rasa sakit umum.
Penatalaksanaan :
a.       Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.
b.      Berilah kompres panas, bilas menggunakan Shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
c.       Ubahlah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (football position).
d.      Pakailah baju BH longgar.
e.       Istirahat yang cukup, dan makan-makanan yang bergizi
f.       Banyak minum sekitar 2 liter per hari
g.      Dengan cara-cara seperti diatas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara tersebut tidak ada perubahan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-10 hari dan analgetik.

7.     KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali.
Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan nafsu makan itu hilang.

8.     RASA SAKIT , MERAH, LUNAK, DAN PEMBENGKAKAN DI KAKI
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya.
Faktor Predisposisi:
a.       Obesitas
b.      Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c.       Riwayat sebelumnya mendukung
d.      Anastesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena
e.       Anemia maternal
f.       Hipotermi atau penyakit jantung
g.      Endometritis
h.      Varicostitis
Manifestasi :
a.       Timbul secara akut
b.      Timbul rasa nyeri akibat terbakar
c.       Nyeri tekan permukaan

9.     MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH SENDIRI BAYINYA DAN DIRINYA SENDIRI


Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post partpartum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab:
a.       Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.
b.      Rasa nyeri pada awal masa nifas
c.       Kelelahan akibat kurang tidur selam persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit.
d.      Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e.       Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

Referensi :
Heryani Reni, Amd.Keb, MKM, 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakarta : Trans Info Media (TIM).